Selasa, 26 April 2011

Wiraswasta,Sup Kacang Merah dan Duka


26-04-2011
Hari ini berjalan biasa saja. Niatan mau nulis skripsi buyar ketika`ada godaan main ps sama si samsul dan jockaw. Ada sedikit hal yang bisa dishared, tentang masalah rumah tangga. Meskipun aku belum pernah merasakan itu. Bagi banyak orang yang berprofesi sebagai karyawan. Apapun perusahaannya, swasta atau negeri. Akhir bulan adalah neraka. Mereka selalu terbatas dengan yang namanya gaji dan kebutuhan. Tengok saja, setiap tanggal 21 keatas, para karyawan pasti sudah mulai mengeluh, atau memulai sistem gali lobang tutup lobang. Karena memang, pendapatan materi mereka hanya terbatas pada sistem penggajian. Sangat berbeda dengan para wiraswatawan. Lihat saja, temanku si Aip, meskipun hanya membuka warung kecil yang menjual rokok,kopi, dan pulsa sebagai dagangan utamanya,dia tetap tersenyum sepanjang hari. Karena dia bebas mengatur hidup dan pendapatannya. Satu-satunya kendala hanya jika cuaca buruk sehingga dia tidak dapat berbelanja. Sampai kapanpun, wiraswasta adalah profesi terbaik yang ada di dunia ini. Membuat hidup digenggaman kita. Banyak yang menganggap remeh, tapi bukti di lapangan lain. Para wiraswasta tidak akan pernah terbatas oleh suatu sistem. Karena dirinyalah sendiri sistem tersebut.
Kabar duka datang dari Keluarga ibuku. Om ku, yang usianya hanya terpaut satu tahun dariku meninggal dunia. Di cikarang sore ini. Dia kupanggil om, karena ibuku adalah cucu tertua dikeluarga buyut, sedangkan ibu dari om ku ini anak pengais bungsu, dan hanya berbeda 3tahun dariku. Namanya Andri. Handoyo Martinus Juliandri. Muallaf, yang pindah karena cintanya pada seorang wanita muslim dari Cikarang. Setelah Ibundanya meninggal setahun lalu, omku ini mengalami depresi berat. Sering sakit-sakitan. Takkan kulupakan, dulu setiap natal aku selalu berkunjung kerumahnya. Sekedar menikmati kue salju dan sup kacang merah terenak sepanjang masa...
Tak lupa kita berdua sering dimarahi sama uyut, karena memecahkan kaca jendela akibat bermain bola diruang tamu.
Selamat jalan om, kau tidak akan mati dalam hatiku. Justru orang-orang akan benar-benar mati jika kita melupakan mereka.
I love you Om Andri. Sayonara.
-DSN-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar